Daerah atau belahan dunia yang beriklim tropis dan subtropis memiliki musim
penghujan dan kemarau. Namun saat masa pergantian musim
dari musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya kita perlu mewaspadai adanya
wabah penyakit, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue
Hemorrhagic Fever. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan demam yang disebabkan
oleh virus dengue yang masuk ke dalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk betina
Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang bertindak sebagai vector (pembawa). Nyamuk
betina Aedes aegypti merupakan vector yang banyak
menyebabkan penyakit ini dan memiliki ciri khas belang-belang
hitam-putih (loreng) pada tubuh dan kakinya. Nyamuk akan membawa virus
dengue setelah menghisap darah orang yang terinfeksi virus tersebut dan
menularkannya kepada orang yang sehat melalui gigitannya. Nyamuk ini biasanya menggigit manusia saat pagi dan siang hari.
Virus dengue ini juga bisa dibawa kepada keturunan nyamuk berikutnya melalui
telur (transovarial), yang berubah menjadi jentik-jentik dan selanjutnya
menjadi nyamuk pembawa virus dengue yang siap mentransmisikan virus tersebut kepada
orang sehat melalui gigitannya.
Demam Berdarah Dengue
tidak bisa dianggap
enteng karena penyakit ini dapat menyebabkan resiko kematian. Faktor daya tahan
tubuh juga sangat berperan dalam menentukan tingkat keparahan penyakit DBD ini.
Apabila daya tahan tubuh penderita sangat baik maka tingkat keparahan penyakit
tidak begitu berat. Sebaliknya bila daya tahan tubuh tidak terlalu baik (belum
sempurna) terutama golongan balita dan
anak-anak, maka akibat yang ditimbulkan dari infeksi virus dengue ini bisa
menjadi berat bahkan mematikan. Itulah sebabnya, mengapa bila pasien dinyatakan
positif menderita DBD harus segera dilakukan penanganan yang cepat dan tepat.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) ditandai dengan gejala
awal seperti demam tinggi. Gejala ini mirip dengan penyakit lain seperti
malaria, radang tenggorokan, campak, dan demam tifoid, sehingga dokter sering
salah dalam mendiagnosa penyakit DBD ini. Untuk memastikannya maka perlu
dilakukan uji laboratorium berdasarkan sample darah pasien. Uji laboratorium
yang biasa digunakan salah satunya adalah dengan pemeriksaan yang lebih sensitif IgM
dan IgG anti dengue untuk mengetahui infeksi virus dengue di awal demam. Metode
ini digunakan untuk mendeteksi adanya zat kekebalan tubuh yang timbul sebagai
akibat infeksi virus dengue.
Gejala umum yang muncul pada penyakit demam berdarah dengue
ini, antara lain :
- Pada
kelompok bayi dan anak-anak, biasanya terjadi demam tinggi (suhu tubuh lebih
dari 38° C) selama 2-7 hari. Demam dapat turun pada hari
ke-3 sampai 5 seolah-olah sudah sehat namun ini merupakan fase kristis DBD yang berlangsung 2-3 hari setelah demam tinggi, dimana penderita
mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis ditandai dengan kaki dan
tangan bila diraba akan terasa dingin, berkeringat terus, sulit tidur, dan
mengalami penurunan tekanan darah.
- Pada
kulit penderita muncul ruam berupa bintik-bintik atau bercak merah pada
kulit terutama pada
siku, pergelangan tangan, dan kaki yang tidak hilang bila ditekan (berbeda dengan bintik
akibat gigitan nyamuk atau serangga yang bila diraba biasanya menonjol).
- Pada
kelompok balita dan anak-anak, sering disertai diare lebih dari 3 kali
sehari, muka dan tubuh anak menjadi berwarna kemerahan
- Pada
kelompok remaja dan orang dewasa selain demam tinggi dan timbul ruam, juga
disertai rasa sakit kepala, nyeri bagian belakang mata, nyeri pada anggota
gerak (sendi dan tulang), sakit pada bagian perut terutama ulu hati yakni
di bagian bawah rusuk sebelah kanan akibat pembesaran organ hati
(gejalanya mirip radang usus buntu), diare atau konstipasi, mata merah, kejang
bahkan pingsan, sering mengalami mual dan muntah sehingga mengalami
dehidrasi.
- Hasil
pemeriksaan laboratorium terjadi penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan trombosit (trombositopenia) kurang dari 150
ribu/mm³ (dalam keadaan normal 150-450 ribu/mm³), yang bisa menyebabkan
pembuluh darah pecah, cairan bocor sehingga darah masuk ke rongga-rongga
tubuh dan menyebabkan pendarahan pada telinga, hidung, atau kulit yang
bisa berakibat fatal.
- Peningkatan
hematokrit lebih 20% dari kondisi normal karena pengentalan darah
akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), yang
mengharuskan penderita menjalani rawat inap di rumah sakit.
- Terjadi perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, pendarahan pada saluran pencernaan (lambung, usus) dan air seni mengandung darah, dsb. Pada pendarahan hebat biasanya diikuti oleh pembesaran hati dan limfa, kegagalan sistem sirkulasi darah, kerusakan pembuluh darah, kebocoran plasma darah, dsb
Belum adanya vaksin atau obat antivirus bagi virus dengue
membuat demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian
sangat serius secara global. Pengobatan terhadap
penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mengatasi
efek kebocoran plasma darah dan meningkatkan jumlah trombosit. Berikut ini 8 Cara Mujarab dan Paling Manjur
Mengobati serta Mencegah Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever),
yakni :
Pengobatan
Demam Berdarah Dengue :
- Melakukan
pengobatan sedini mungkin bila terlihat gejala atau tanda penyakit demam
berdarah dengue sebelum menjadi lebih parah
- Lakukan
pengukuran suhu tubuh penderita setiap 4 jam sekali saat terjadi demam, agar kenaikan suhu tubuh dapat terus dimonitor. Cara mengukur suhu tubuh selengkapnya dapat anda baca
pada artikel disini
- Penderita
harus beristirahat dan perlu asupan cairan,
usahakan banyak mengkonsumsi cairan seperti
minum susu, jus buah-buahan (buah apa saja tidak mesti jambu biji), air putih, pemberian cairan elektrolit, dsb.
Pemberian cairan elektrolit (oralit, pharolit, dsb) bila dilakukan
dengan cepat dan tepat, bisa mempercepat proses penyembuhan setelah
melewati masa kritis. Namun bila terlambat pemberian cairan elektrolit,
maka beresiko mengakibatkan
kematian.
- Pemberian
cairan berupa infus hanya dapat dilakukan
oleh tim medis. Penambahan cairan tubuh melalui infus ini diperlukan
untuk mencegah penderita DBD yang mengalami dehidrasi, mencegah kemungkinan kebocoran plasma darah,
membantu penderita
yang terlihat semakin lemas, muntah, sulit makan dan minum serta terjadi
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20%) berlebihan yang mengindikasikan terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan
perembesan plasma darah.
- Untuk
menurunkan demam bisa dilakukan dengan tindakan mengompres
air hangat dan memberikan obat penurun panas seperti golongan
parasetamol atau asetaminophen. Contoh penggunaan obat untuk menurunkan demam terutama pada anak-anak selengkapnya dapat anda baca pada artikel disini
- Bila
terdapat salah satu atau lebih gejala seperti dalam waktu 3 hari demam tidak
kunjung turun bahkan semakin tinggi dengan suhu diatas 39°C , penderita tidak
bisa minum, muntah terus menerus bahkan muntah darah segar ataupun berwarna
hitam, mengalami syok (ditandai dengan gelisah, rasa lemas, mengantuk,
kaki-tangan terasa dingin dan pucat, kesadaran menurun hingga pingsan, tekanan
nadi sangat lemah bahkan tidak dapat terukur, tinja berwarna hitam, urine
berkurang, bibir dan kuku berwarna kebiruan, merasa haus), maka sebaiknya segera
dibawa ke rumah sakit atau klinik kesehatan untuk mendapatkan pertolongan.
- Mengkonsumsi
supplemen makanan contohnya Remufit™ berbentuk serbuk dalam kemasan sachet
(produksi PT. Sakafarma Laboratories) yang mengandung ekstrak daun jambu
biji dan angkak (beras merah difermentasi), yang dipercaya bisa menghambat
penyebaran virus dengue di dalam tubuh, mempercepat peningkatan jumlah
trombosit, mengurangi keluhan seperti mual, muntah dan diare. Selain itu remufit
juga mengandung vitamin B1, B2, B6, B12, (membantu proses metabolisme
tubuh dan pembentukan sel darah merah), mengandung cairan elektrolit NaCl,
KCl, Na Citrate (untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang), mengandung
dextrose (sumber energi), serta Zinc Gluconate (bermanfaat meningkatkan
daya tahan tubuh).
- Untuk
mengobati DBD tidak ada salahnya anda juga melakukan pengobatan alami, dengan
khasiat dari madu-propolis, habbatussauda, jahe, minyak zaitun, dan delima,
yang selengkapnya dapat anda baca pada artikel disini
Pencegahan Demam Berdarah Dengue :
- Mengendalikan vector virus dengue terutama larva nyamuk Aedes aegypti yang senang berkembang
biak pada genangan air yang bersih, dengan
melakukan pemberantasan jentik-jentik dan sarang nyamuk melalui cara 3 M yakni
menguras tempat penampungan air (bak mandi, tempayan, pot/vas bunga,
tempat minum hewan peliharaan, dsb) setiap minggu, menutup tempat
penampungan air (ember, drum, dsb), mengubur barang bekas (kaleng, botol, ban
bekas, dsb) yang bisa menampung air hujan dan menjadi genangan air.
- Menaburkan
bubuk abate (abatisasi) atau altosid pada bak mandi dan penampungan air
(terutama jika tempat air tersebut sulit untuk dikuras seperti kolam) untuk
membasmi larva nyamuk. Bubuk abate ini akan menempel pada sisi atau dinding
wadah tersebut dan bisa bertahan sekitar 3 bulan
- Memelihara
ikan pemakan jentik-jentik nyamuk
- Menghindari
gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, memakai lotion anti
nyamuk (dari tanaman lavender, zodiac, geranium), memasang kawat kasa pada
jendela dan ventilasi, memakai kelambu terutama untuk bayi dan anak-anak di waktu pagi maupun siang hari.
- Melakukan pengasapan (fogging) dengan insektisida pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk untuk membunuh nyamuk terutama nyamuk Aedes aegypti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita