Belakangan ini muncul iklan baik di media cetak ataupun
elektronik seperti televisi mengenai pentingnya menjaga kekuatan dan kepadatan
tulang agar terhindar dari pengroposan tulang. Sebenarnya kepadatan tulang
berkurang secara perlahan-lahan tanpa kita sadari seiring bertambahnya usia.
Bila dibiarkan begitu saja maka beresiko menyebabkan tulang menjadi kolaps atau
hancur, yang tentunya selain akan menimbulkan rasa sakit pada tulang, juga bisa
menyebabkan terjadinya kelainan bentuk fisik tubuh seperti tubuh menjadi
bungkuk atau saat berjalan membungkuk. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang
terjadi sebagai akibat berkurangnya kepadatan tulang (densitas), perubahan
struktur jaringan pada tulang, dan menurunnya kekuatan tulang sehingga
menyebabkan tulang menjadi keropos, rapuh serta mudah patah. Tulang yang sering
mengalami keropos seperti di bagian tulang belakang, pinggul, dan tulang pergelangan
tangan.
Bila ditinjau dari jenis kelamin, wanita cenderung beresiko mengalami osteoporosis karena sering mengalami kekurangan nutrisi tulang akibat terhentinya produksi hormon dibandingkan pria. Kebanyakan kaum wanita, akan mengalami peningkatan resiko tulang keropos (osteoporosis) setelah menopause. Hal ini disebabkan kadar estrogen yang menurun tajam setelah menopause, dimana wanita beresiko kehilangan sekitar 20 persen atau lebih kepadatan tulangnya. Selain itu, dikarenakan struktur tulang pria lebih besar dan umumnya pria mengalami perubahan hormon yang lebih lambat, maka tingkat resiko osteoporosis pada pria lebih rendah bila dibandingkan dengan wanita. Penyakit osteoporosis ini sering terjadi ketika usia di atas 50 tahun, namun bisa saja terjadi pada wanita menjelang usia 40 tahun. Hal ini dikarenakan kepadatan tulang akan mencapai puncaknya saat usia sekitar 30 tahun, dan setelah itu
Namun demikian, bisa saja terjadi resiko proses pengroposan
tulang (osteoporosis) berlangsung lebih awal, yang diakibatkan oleh beberapa
faktor seperti :
- Kekurangan
kalsium, vitamin D, yang kedua-duanya diperlukan oleh tulang agar tetap
kuat dan sehat
- Kurang
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran,
- Sering
mengkonsumsi kafein, minuman beralkohol, dan merokok
- Menderita
penyakit tertentu seperti kelainan pada hati atau ginjal, diabetes,dsb
- Mengkonsumsi
obat-obatan untuk penyakit tertentu justru meningkatkan resiko kehilangan
kepadatan tulang, apalagi digunakan dalam waktu lama seperti
kortikosteroid untuk mengobati penyakit asma, rematoid arthritis,
obat-obatan untuk menurunkan hormon seks, obat anti kejang, dsb.
- Faktor keturunan (genetic)
Untuk mengetahui seseorang mengalami osteoporosis, bisa
dilihat dari gejala atau kondisi, sebagai berikut :
- Mengalami
patah tulang secara tiba-tiba atau hanya karena cedera ringan seperti terjatuh. Hal ini
mungkin terjadi dikarenakan tulang yang keropos. Bagian tulang yang rentan
mengalami patah adalah pada tulang punggung, tulang panggul, tulang lengan
pada sambungan pergelangan tangan , dsb.
- Proses
penyembuhan tulang yang patah berlangsung secara perlahan (relatif
lambat).
- Mengalami gangguan tulang lainnya seperti nyeri pada
tulang belakang menahun dan bisa timbul nyeri secara spontan terutama di bagian punggung
saat berdiri atau berjalan. Bila
bagian punggung ini dipegang akan menimbulkan rasa sakit luar biasa, namun
akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau beberapa minggu
kemudian
- Punggung
bagian atas melengkung ke depan membentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang, menimbulkan
ketegangan otot, serta rasa nyeri pada bagian
punggung
- Tinggi tubuh akan mengalami penurunan (lebih pendek) akibat tulang belakang yang melengkung dan saat jalan terlihat tulang punggung yang makin membungkuk.
Nah, bila anda atau orang terdekat anda mengalami
osteoporosis, jangan buru-buru panik, yuk simak 12 Cara paling cepat dan jitu mengobati serta mencegah osteoporosis (tulang keropos), berikut ini :
- Melakukan tes kepadatan tulang (densitometri) dengan
mengunjungi pusat kesehatan/rumah sakit untuk mendapatkan informasi
mengenai kepadatan tulang termasuk pada kategori : kepadatan normal,
densitas rendah (osteopenia) dan osteoporosis
- Jika
ternyata positif mengalami osteoporosis, lakukan upaya untuk meningkatkan
kepadatan tulang, dengan mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang cukup.
- Jika mengalami patah tulang misalnya tulang panggul, lakukan segera tindakan pembedahan. Bila patah tulang pada pergelangan tangan, segera di-gips atau bisa juga diperbaiki dengan pembedahan. Untuk kolaps pada tulang belakang yang disertai nyeri punggung hebat, bisa dilakukan pemasangan supportive back brace dan melakukan terapi fisik. Untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri pada tulang belakang secara cepat, dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang selengkapnya dapat anda baca pada artikel disini
- Melakukan olah raga (latihan) secara teratur (1 minggu
3-4 kali) untuk meningkatkan kepadatan tulang dengan program latihan yang bertujuan untuk
membangun dan mempertahankan kepadatan tulang terutama tulang belakang (punggung),
tulang pinggul, pergelangan tangan, kaki, dsb.
Latihan menahan beban dan penguatan
otot merupakan yang paling efektif karena bisa melatih tulang dan otot bekerja
dengan menitikberatkan mengangkat berat tubuh melawan
gravitasi, selain juga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan tubuh. Contohnya
: dansa, senam aerobik low/high impact, berjalan cepat (termasuk
berjalan di treadmill), jogging (berlari), melompat-lompat (jumping rope),
bermain tennis, badminton, menaiki-menuruni
tangga, mengangkat berat badan sendiri, yoga, tai-chi, dsb
- Mencukupi
kebutuhan kalsium dan
vitamin D yang merupakan bagian terpenting untuk menjaga kekuatan tulang.
Kalsium berperan mendukung struktur tulang, sedangkan vitamin D
meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang. Kebutuhan vitamin D setiap hari sebesar
200-400 IU (International Unit) yang diperlukan tubuh untuk menstimulasi penyerapan
kalsium dari makanan yang dikonsumsi. Tubuh dapat membuat vitamin D dari
paparan sekitar 10-15 menit sinar matahari setiap pagi hari (antara pukul
06.00-09.00 pagi). Sinar matahari ini diperlukan dalam membantu
mengoptimalkan kinerja vitamin D.
- Selain
itu vitamin D bisa didapat dengan mengkonsumsi multivitamin atau suplemen
yang mengandung vitamin D seperti minyak hati ikan kod, mengkonsumsi
makanan yang mengandung vitamin D, seperti kuning
telur, susu, ikan laut, keju, dan hati, buah-buahan seperti jeruk,
alpukat
- Pemenuhan
kebutuhan kalsium sebanyak 1000 mg kalsium
setiap harinya untuk orang dewasa (usia < 50 tahun), dan 1200 mg
kalsium (usia diatas 50 tahun)
- Untuk
pemenuhan Kalsium, bisa dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang kaya
akan kandungan kalsium alami seperti susu, keju, yoghurt, ikan salmon,
sarden kaleng, tuna, mackerel, udang, tiram, sayuran hijau seperti bayam, brokoli,
sawi hijau, lobak, kubis, kacang-kacangan seperti almond, kedelai (tahu,
tempe, susu kedelai), kacang hijau, gandum utuh (sereal), minyak zaitun, dsb.
- Mengkonsumsi obat-obatan yang lulus uji dan telah disetujui
untuk pengobatan atau pencegahan osteoporosis, seperti :
- Biophosphonates
Alendronate (Fosamax™), bisa digunakan untuk jangka panjang dan terbukti
efektif pada wanita dalam mengurangi keropos tulang, meningkatkan
kepadatan tulang, terutama pada tulang belakang, tulang pinggul, sehingga
bisa mengurangi risiko fraktur.
- Biophosphonate
Risedronate (Actonel™) yang terbukti efektif pada pria dalam memperlambat keropos
tulang, menambah kepadatan tulang,
mengurangi risiko fraktur tulang belakang, dan tulang lainnya.
- Calcitonin
(Miacalcin™) merupakan hormon alami yang terlibat dalam pengaturan
kalsium dan metabolisme tulang. Calcitonin diberikan melalui suntikan
atau disemprotkan melalui hidung. Calcitonin dipercaya bisa memperlambat
keropos tulang, menambah kepadatan tulang terutama tulang belakang, dan
mengurangi rasa sakit akibat fraktur tulang.
- Hormon
paratiroid atau Teriparatide (Forteo™) yang akan membantu pembentukan
tulang baru sekaligus menambah kepadatan tulang, mengurangi fraktur terutama
tulang belakang, pinggul, kaki, tulang rusuk, dan pergelangan tangan.
- Raloxifene
(Evista™) merupakan Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM) yang dapat
menurunkan tingkat fraktur tulang belakang (vertebral) sekitar 30-50%.
- Ibandronat (Bonviva™), Asam Zoledronic (Aclesta™), Strontium (Protos™) yang dipercaya bisa merangsang pembentukan tulang sekaligus menghentikan resorpsi yakni terjadinya aktivitas pemecahan tulang oleh osteoklas yang bisa menyebabkan pelepasan kalsium dan fosfat atau mineral tulang ke dalam darah
- Jangan
merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol
- Khusus bagi wanita, sebaiknya jangan
menggunakan sepatu high heels (bertumit tinggi)
- Bila anda lebih senang menggunakan obat-obatan alami, bisa menggunakan madu dan propolis yang selengkapnya dapat anda baca pada artikel disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita