Cara Mudah dan Paling Cepat Menghitung Titik Impas atau Break Even Point ( BEP ) Usaha dengan Excel

Banyak artikel mengenai berbagai peluang bisnis atau usaha yang telah kita bahas, namun rasanya belum lengkap bila kita ingin memulai suatu usaha (bisnis) tapi tidak tahu kapan waktunya bisnis atau usaha tersebut mencapai titik impas (orang awam menyebutnya balik modal atau pulang pokok) atau istilah yang umum dipakai adalah Break Even Point (BEP). Sebelum kita membahas lebih lanjut, sebaiknya kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan BEP, dan komponen-komponen apa saja yang dapat mempengaruhinya. BEP (Break Even Point) atau titik Impas (tidak untung, juga tidak rugi) adalah suatu keadaan dimana jumlah pendapatan (total revenue) sama besarnya dengan jumlah keseluruhan biaya (total cost) yang dikeluarkan, sehingga dalam kondisi ini tidak ada keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang terjadi.

Lantas, apa sih manfaatnya bagi pelaku bisnis atau usahawan dengan mengetahui perhitungan BEP ? Nah, berikut ini ada beberapa hal penting yang merupakan manfaat dengan mengetahui BEP, yakni: 
  1. Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dicapai agar pelaku usaha tidak mengalami kerugian.
  2. Sebagai informasi untuk mengetahui berapa lama usaha akan mencapai titik impas atau break even point dengan asumsi-asumsi tertentu.
  3. Sebagai pedoman dalam perencanaan jumlah (volume) penjualan yang harus dicapai agar menghasilkan laba dalam jumlah tertentu.
  4. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan harga jual produk per unitnya
  5. Sebagai pedoman dalam mengambil keputusan untuk memulai bisnis, dengan mempertimbangkan biaya apa saja yang sebaiknya perlu penghematan, contoh : biaya sewa, biaya renovasi, biaya promosi & pemasaran, serta biaya lainnya ketika usaha berjalan seperti biaya pembelian bahan baku, bahan penolong, upah tenaga kerja langsung, dsb.
Agar lebih memahami mengenai BEP, bagiamana mendefinisikan formula BEP, serta contoh perhitungannya, yuk simak penjelasan berikut ini :
  1. Break Even Point (BEP) terjadi apabila Total Revenue (TR) = Total Cost (TC)
  2. Total Revenue (TR) adalah jumlah pendapatan yang diterima. TR diperoleh dengan mengalikan jumlah unit/quantity yang terjual (Q) dengan harga jual perunit (P). Contoh : jika harga jual perunit Rp. 100,- dan jumlah yang terjual adalah 10 Unit, maka Total Revenue (TR) adalah 10 unit x Rp. 100,-/unit = Rp. 1.000,-
  3. Total Cost (TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan. Ada 2 jenis biaya, yakni biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost). Yang dimaksud dengan biaya tetap (FC) adalah  biaya yang jumlahnya tetap (konstan) meskipun terjadi perubahan jumlah unit produksi sampai tingkat kapasitas penuh atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh fixed cost : biaya pendirian usaha, biaya sewa lokasi/gedung, pembelian peralatan seperti mesin, komputer, dsb yang anda keluarkan sebelum usaha berjalan. Sedangkan biaya tidak tetap atau Variable Cost (VC) adalah biaya yang berubah-ubah besarnya tergantung dari jumlah produksi yang dihasilkan. Artinya jumlahnya akan meningkat bila terjadi peningkatan jumlah produksi, contohnya : biaya bahan baku, bahan penolong,  biaya listrik, bahan bakar, dsb
Jika ditulis dengan persamaan matematika, maka :
Total Revenue (TR)    = Total Cost (TC).
P x  Q                          = TFC + TVC
P x Q                           = TFC + (VC x Q)
P x Q – (VC x Q)         = TFC
(P – VC ) x Q              = TFC
Q                                 = TFC / (P-VC)

Sehingga Rumus BEP (Unit) adalah
                                 TFC
  BEP (Unit)     = --------------
                               P - VC
Keterangan :
TFC     = Total Fixed Cost
P          = Harga jual per unit
VC       = Biaya variable per unit
Q         = Jumlah Unit

Contoh :
Usaha fotocopy, biaya yang dikeluarkan sebelum bisnis dijalankan yang terdiri dari biaya sewa lokasi, biaya renovasi tempat, biaya sewa mesin copy, dsb umpamanya total Rp. 10 juta. Harga jual per unit hasil fotocopy Rp. 150,- sedangkan biaya variable per unit seperti kertas, toner, listrik, dll Rp. 100,-. Berapa BEP dari usaha fotocopy tersebut ?
Jawaban :
BEP  (dalam unit)       = TFC / (P-VC)
                                    = 10.000.000 / (150-100)
BEP                             = 200.000 Unit
Artinya :
Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas (break even point) bila berhasil menjual 200.000 unit (lembar) hasil copy-an.

Jika asumsi 1 bulan adalah 26 hari kerja (senin – sabtu), dan setiap hari usaha tersebut bisa menghasilkan 500 unit hasil copy-an, maka usaha tersebut akan BEP dalam jangka waktu = 200.000 : (500 x 26 hr) = 15 bulan lebih.

Untuk menghitung dan mengetahui berapa BEP dalam rupiah, adalah sebagai berikut
BEP (dalam Rupiah)  = BEP (dalam unit) x Harga jual per unit
                                    = 200.000 x Rp. 150,-
                                    = Rp. 30.000.000,-
Artinya :
Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas (break even point) bila total penjualannya mencapai Rp. 30.000.000,-

Penerapan BEP lebih lanjut, bisa dikombinasikan dengan rencana perolehan pendapatan yang diinginkan (diharapkan) oleh pemilik usaha, sehingga bisa diketahui berapa jumlah penjualan minimum agar usaha (bisnis) tersebut bisa BEP. Supaya gampang, tidak perlu repot-repot dan pusing ketika melakukan simulasi perhitungan BEP, saat ini sudah tersedia template break even analysis dalam format Excel yang bisa anda unduh (download) secara gratis pada situs resmi Microsoft™ atau anda bisa langsung mengunduh-nya melalui alamat dibawah ini:


Beberapa penjelasan penting pada template tersebut agar anda lebih mudah memahami istilah yang ada, selengkapnya dapat anda lihat seperti dibawah ini : versi asli (English)
  English                                                            Bahasa Indonesia
Production costs:
Biaya produksi:
   Direct materials
    Bahan baku langsung à VC)
   Direct labor
    Upah tenaga kerja langsung à VC
   Indirect production costs
    Biaya produksi tidak langsung  à FC/VC
Selling expenses:
Beban penjualan:
   Sales salaries & commissions
    Gaji & komisi penjualan à (FC)/VC
   Advertising
    Beban Iklan à FC
   Miscellaneous selling expense
    Beban penjualan lainnya  à FC
General expenses:
Beban umum:
   Office salaries
    Gaji karyawan kantor  à FC
   Supplies
    Biaya pemakaian perlengkapan à FC
   Miscellaneous general expense
    Beban umum lainnya à FC
Totals
Total (Keseluruhan)  à TFC serta VC per unit


Sales and Income data:
Penjualan dan data Penghasilan:
  Selling price per unit
   Harga jual per unit
  Expected unit sales
   Penjualan (unit) yang diharapkan
  Target operating income for the period
   Target income usaha untuk periode tertentu




Results
Hasil Analisa
  Contribution margin per unit
   Marjin Kontribusi (harga jual - total biaya) per unit
  Unit sales at break-even point
   Penjualan (unit) di titik impas (titik BEP)
  Dollar sales at break-even point
   Penjualan (Rupiah) pada titik impas (titik BEP)
  Dollar sales at expected level
   Penjualan (Rupiah) pada tingkat yang diharapkan
  Expected operating income
   Income dari operasional usaha yang diharapkan
  Unit sales at target operating income
   Penjualan (unit) sesuai target income usaha
  Dollar sales at target operating income
   Penjualan (Rupiah) sesuai target income usaha

Template ini akan memudahkan anda melakukan menghitung BEP usaha dengan melakukan simulasi perubahan komponen harga jual perunit, biaya tetap, biaya variable, dan target income anda untuk periode tertentu (bila perlu). Angka-angka (yang berwarna biru) dan yang berwarna hitam (pos penjualan yang diharapkan) dapat anda ubah dan simulasikan sesuai dengan keinginan. Untuk hasilnya dapat anda lihat pada Hasil Analisa (Result) 

Berikut ini screenshoot contoh simulasi perhitungan BEP dengan menggunakan template break even analysis (Excel) yang sudah saya modifikasi ke dalam bahasa Indonesia.
http://bambang-warsita.blogspot.com/2013/11/cara-mudah-dan-paling-cepat-menghitung.html

37 komentar:

  1. Balasan
    1. Dear mas Rahmatullah,
      Terima kasih yah sudah mampir ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  2. ttidak bisa di save ya? untuk tugas kuliah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mas Muhammadikram,
      Yang tidak bisa di-save maksudnya file excel nya ? Setelah di download dari situs resmi microsoft. Buka dengan microsoft excel, lalu kemudian Save-As. Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih yah sudah mampir ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
    2. maksud saya artikel ini mas. tidak bisa di save/copy?

      Hapus
    3. Dear mas Muhammadikram,
      Artikelnya baca disini aja yah, mas....salam : Bambang Warsita

      Hapus
  3. saya mau nanya ka, cara menghitung BEP kan TFC : P-VC nah P itu kan harga jual perunit, harga jual perunitnya itu harga murni atau harga sekalian untung perunitnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Ratna,
      Price (harga) disini merupakan harga jual yang sudah memasukan keuntungan. Kalo harga murni yang mbak maksud, mungkin lebih tepat adalah harga beli atau biasa dikenal dengan istilah harga pokok penjualan (HPP), yang biasa ditemukan pada jenis usaha perdagangan.
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih yah sudah mampir ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  4. Balasan
    1. Dear mas Aji Panca,
      Terima kasih yah sudah berkunjung ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  5. Dear Pak Bambang,

    kalau untuk kasus usaha dimana harga produk yang dijual nya memiliki harga yang berbeda-beda bagaimana menentuka ( P ) nya pak ?

    Misal kasus penjualan aksesories atau pakaian.

    Terima Kasih,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mas Adam Sulakso,
      Bila produk yang dijual bervariasi (banyak), maka untuk menentukan Price (P) pakai harga rata-rata, yakni jumlahkan seluruh harga produk lalu dibagi dengan jumlah itemnya.
      Contoh :
      Produk A = Rp. 100,-
      Produk B=Rp. 150,-
      Produk C = Rp. 200,-
      maka harga (P) per unitnya adalah
      Rp. (100+150+200) : 3 = Rp.150,-
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  6. Pak saya mau tanya jika ada hrga krtas copy 25.000/rim itu masuk biaya VC bukan dan gmna cara hitunya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mas Hendra Thang,
      Mohon maaf telat balas komentarnya karena banyakya kesibukan saya...
      Untuk usaha fotocopy atau print ya ?
      Jika ya, benar sekali mas bahwa kertas copy merupakan variable cost karena jumlah unit yang dipergunakan tergantung output yang diinginkan.
      Logikanya : kalo yang dipergunakan 2 rim, maka cost nya akan berbeda dengan yang menggunakan 3 rim, 4 rim, dst
      Kalo mau menghitung VC per unit (lembar), caranya seperti contoh pada artikel diatas yah...
      Tapi kayaknya agak ribet ya, mas kalo per lembar...hehehe...
      Solusi lainnya :
      1. Hitung VC-nya per 0,5 rim, 1 rim, 2 rim, dst
      2. Harga jual (P) juga per 0,5 rim, 1 rim, 2 rim, dst
      sehingga terlihat lebih mudah dan sederhana.
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  7. Pak, jika di soal diketahui bahwa perusahaan akan rugi 1.000 jika menjual barang 20 unit dan untung 3.000 jika menjual 100 unit dan harga jual brg itu 150 maka cara mencari BEP nya gimana ya? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbakYosephine Devina,
      Sebenarnya pertanyaannya terlalu tekhnis ya....
      Dan sepertinya banyak yang belum diinfokan disini seperti : Total Fixed Cost (TFC), Variable Cost (VC) sehingga BEP nya belum dapat kita hitung neh..
      Boleh diinfokan kembali, ntar saya usahakan untuk menjawabnya. Demikian infonya semoga dapat membantu. salam : Bambang Warsita

      Hapus
  8. Menarik. Sekarang bagaimana cara menghitung BEP promosi, semisal jika kita mau pasang iklan di media atau suport event? Terimakasih banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Pakde,
      Sebelumnya mohon maaf telat balas komentarnya karena saya banyak kesibukan...
      BEP biasanya digunakan untuk menghitung titik keseimbangan antara TR dan TC. Sehingga bisa ditentukan berapa unit yang harus dijual agar minimal tidak mengalami kerugian (impas).
      BEP promosi sebenarnya bisa dihitung namun tidak lazim karena biasanya di perusahaan, biaya promosi (iklan) merupakan biaya fixed (FC) dan masuk di SGA (Sales, General & Administration) expense. Terkecuali kalo Pakde bergerak di bidang media/penjualan iklan semisal seperti stasiun televisi, radio, surat kabar, dsb yang pendapatannya diperoleh dari slot iklan. Tekhnik perhitungannya bisa menggunakan rumus diatas, anda tinggal menentukan mana FC, VC, dan harga jual per unit slot iklan.
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  9. Mas jika saya akan membuka usaha distro pakaian dengan total modal (fc&vc) 26 juta dan waktu untuk BEP 7bulan (dengan perkiraan sehari laku 1item) pakah usaha itu dapat djalankan.? Atau terlalu beresiko.? Apa ada yang salah dengan perhitungan saya dengan 1 hari 1 item.?
    Terimakasih sebelumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mas Zain,
      Mohon maaf baru sempat balas sekarang, karena banyaknya kesibukan...
      Saya akan coba bantu menjawab yah...
      Diketahui :
      1. Target BEP = 7 bulan atau 210 hari (asumsi 1 bln=30 Hr)
      2. TFC = Rp. 26 juta
      3. Jumlah unit terjual 1 unit per hari. Sehingga selama 7 bulan akan terjual 7x30 Unit = 210 Unit
      maka :
      BEP (Unit) = TFC/ (P-VC)
      7 x 30 unit = 26.000.000 / (P-VC)
      P-VC = 26.000.000 : 210
      P-VC = Rp. 123.809,52
      Artinya :
      anda bisa mencapai BEP sesuai rencana apabila anda bisa menjual 1 item dengan selisih harga jual (P) dan Variable Cost (VC) sekitar Rp. 123,810,-
      Kalo ditanya apakah usaha tersebut dapat dijalankan, jawabannya tergantung anda sendiri. Bila anda yakin menjual dengan selisih harga seperti diatas, berarti usaa tersebut memang layak. Namun bila kemungkinannya sangat kecil karena banyaknya pesaing, maka sebaiknya anda memprioritaskan bermain di volume (untung sedikit, namun volume penjualannya lebih banyak atau singkatnya item yang dijual lebih banyak)
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  10. bagaimana cara mencari fixed cost & variable cost ketika diketahui hanya price & quantity??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Khairani Fitriah,
      Sepertinya ada asumsi yang belum disebutkan untuk menghitung fixed cost dan variable cost, berapa tingkat BEP yang diinginkan ?
      Logika lainnya, agak aneh kalo anda sendiri belum menentukan berapa besar fixed cost atau variable cost? artinya anda sendiri tidak mengetahui komponen biaya apa yang masuk kategori fixed cost maupun variable cost.
      Saya tidak ingin menjabarkannya secara matematis, jadi silahkan anda menghitungnya dengan rumus BEP diatas.
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  11. Terima kasih, infonya sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mas Rohman,
      Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW... salam : Bambang Warsita

      Hapus
  12. Kalau usahanya koperasi simpan pinjam. Bagaimana menghitung BEP kredit yg mau kita salurkan mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mas Waskita,
      Untuk menghitung BEP usaha koperasi simpan pinjam, prinsipnya sama dengan usaha lainnya. Yang membedakan hanya dari barang/produk yang dijual. Kalo usaha biasa yang dijual adalah produk/barang sementara kalo usaha koperasi simpan pinjam yang dijual adalah kredit (pinjaman).
      Contoh :
      Pinjaman ditentukan besaran suku bunga nya misal 15 % pertahun (sebagai Price=harga), sementara sumber dananya berasal dari simpanan masyarakat (VC = biaya variabel) yang harus anda bayarkan bunganya sesuai besar kecilnya simpanan misal : 7 % pertahun.
      Misalkan Total Fixed Cost (TFC) anda Rp. 10 juta, maka BEP usaha simpan pinjam adalah:
      BEP = TFC / (P-VC) = 10.000.000 / (15 %-7%) = 10.000.000 / 8 % = Rp. 125.000.000,-
      Artinya BEP akan tercapai bila anda bisa menyalurkan kredit minimal Rp. 125.000.000,- dengan tingkat suku bunga 15 % per tahun dengan sumber dana (modal/simpanan/deposan) senilai Rp. 125.000.000 dengan tingkat suku bunga 7 % per tahun.
      Huitungan diatas adalah simulasi secara sederhana saja. Namun untuk usaha simpan pinjam, ada parameter lain yang harus anda perhatikan seperti besarnya pencadangan kredit bermasalah, insentif karyawan, dsb yang bersifat variabel. Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah mampir ke blog mas BW...salam : Bambang Warsita

      Hapus
  13. mat sore pak... jika fixed cost Rp.100.000 dan biaya produksinya Rp.50.000 maka berapakah harga yang akan kita jual di tokoh?
    pertaniannya adalah: carilah
    a. Total Cost, Total Revenue dan variable cost?
    b. kapan pabrik akan mencapai BEP?
    c. untung ataukah rugih apabila memproduksi 9.000 unit?

    BalasHapus
  14. pak. jika di soal menyatakan: di sebuah pabrik sendal bermerek "A" fixed costnya $100 biaya produksi $ 50. jika sendal tersebut didistribusikan ke toko akan kita jual dengan harga berapa?
    pertanyanya:
    carila:
    a.Total Cost,Total Revenue dan variable Cost.
    b.kapan pabrik sendalo mencapai BEPnya.
    c.untung ataukah rugi apabila memproduksi 9.000 unit?
    terima kasih pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Noy Ruas,
      Maaf, pertanyaannya terlalu teknis.
      Namun ada beberapa info yang masih missing, rencananya mau diproduksi berapa unit dan harga jualnya berapa ?
      a. Kalo rumus untuk mencari :
      - Total Cost = TFC + TVC
      - Total Revenue = P x Q (unit)
      - Variable cost = VC x Q (unit)
      b. Kapan pabrik akan mencapai BEP ? jawabnya : bila sudah diketahui berapa unit yang dapat dihasilkan setiap harinya (lihat contoh diartikel)
      c. Untung atau rugi jika memproduksi 9000 unit ? jawabnya : bisa diperoleh dari perhitungan BEP terlebih dahulu. Bila jumlah produksi dibawah BEP berarti rugi.
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW...salam : Bambang Warsita

      Hapus
  15. Selamat siang Pak Bambang, mohon bantuan untuk menghitung bep simpan pinjam pak,
    sendainya margin bunga antar simpaan dan pinjaman 4%;
    Biaya Bunga Pinjaman 200 jt setiap bulan;
    Biaya lain-nya setiap bulan rp 2o jta;
    berapa pinjaman beredar supaya tercapai BEP pak, terima kasih pak, mohon bantuannya. salam dari pontianak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mas Herc Irwandi,
      Untuk menghitung BEP usaha simpan pinjam dengan kondisi diatas :
      Asumsi TFC = Rp. 220 juta, maka :
      BEP = TFC / (P-VC) = 220.000.000 / (4 %) = Rp. 5.500.000.000,-.
      Artinya BEP akan tercapai bila anda bisa menyalurkan kredit minimal Rp. 5.500.000.000,- (Rp. 5.5 Milyard) setiap bulannya dengan selisih tingkat suku bunga pinjaman vs simpanan = 4 %.
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah mampir ke blog mas BW...salam : Bambang Warsita

      Hapus
  16. Saya coba download dI office templatenya kok gak ada ya pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Lena Hamsa,
      Sepertinya template tersebut sudah dihapus oleh microsoft. Namun bila anda menginginkan file tersebut silahkan kirim email ke : blogmasbw@gmail.com
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW...salam : Bambang Warsita

      Hapus
  17. Jika target mencapai bep 1 tahun, modal 150 juta, harga per unit 1 juta. apa lagi data yang harus saya cari? atau sudah bisa dihitung?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mbak Nia Rohmania,
      Dalam case anda sudah diketahui, modal awal (dalam hal ini kita asumsikan sebagai Total Fixed Cost) = Rp. 150 juta, harga jual (P) per unit = Rp. 1 juta. Jadi anda hanya memerlukan data variable cost yakni biaya bahan baku, biaya Listrik Air Telepon, dsb. Bila telah diketahui, maka anda sudah dapat menghitung BEP dengan rumus tersebut.
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW...salam : Bambang Warsita

      Hapus
    2. Melanjutkan pa.
      misal y TFC=150juta, P=1 juta, VC=30 juta (hitungan biaya perbulan).
      boleh minta tolong hitung sebagai contoh untuk saya? berapa bulan/tahun kah saya mencapai bep?

      Hapus
    3. Dear mbak Nia Rohmania,
      Bila diketahui TFC = Rp. 150 juta, Price/unit = Rp. 1 juta, VC = Rp. 30 juta. Kalo melihat kondisi ini, kemungkinan ada yang miss karena VC seharusnya lebih kecil dari harga jual (price).
      Okey, kalo boleh saya asumsikan VC tersebut adalah untuk 100 unit atau VC/unit = Rp. 300 ribu. Maka :
      BEP = TFC / (P-VC)
      BEP = 150 juta / ( 1 juta - 300 ribu)
      BEP = 150 juta/ 700 ribu
      BEP = 214,3 unit dibulatkan menjadi 215 unit
      Artinya : anda baru akan BEP ketika berhasil menjual 215 unit
      Dalam case ini data produksi per hari tidak diketahui. Bila asumsi perharinya bisa memproduksi sekitar 5 unit. Waktu produksi senin-sabtu = 6 hari kerja atau asumsi 1 bulan = 25 hari kerja. Maka dalam 1 bulan dapat diproduksi = 5 unit x 25 hari = 125 unit/bulan.
      Maka anda akan BEP dalam waktu :
      215 unit (jumlah unit agar BEP) : 125 (kapasitas produksi/bln) = 1.72 bulan atau kalau dikonversikan harinya (asumsi 1 bulan=30 hari) --> 1.72 x 30 hari = 51.6 hari.
      Artinya anda akan BEP dalam waktu sekitar 52 hari.
      Demikian infonya semoga dapat membantu. Terima kasih sudah berkunjung ke blog mas BW...salam : Bambang Warsita

      Hapus

Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita