Demam tifoid atau demam enteric atau demam pythogenic atau demam
lambung atau typhoid (penyakit tifus/tipes) merupakan jenis
penyakit infeksi berat pada organ pencernaan (usus) yang banyak dialami usia
balita, anak-anak, dan orang dewasa akibat mengkonsumsi makanan atau minuman
yang tercemar oleh air seni atau tinja penderita tipes yang mengandung bakteri gram
negatif Salmonella enterica, Salmonella typhosa (Salmonella typhi). Penyakit
tifus atau demam tifoid, dapat menular ke orang lain melalui makanan & minuman (foodborne diseases), air yang dipakai untuk mencuci bahan makanan (sayuran, buahan,
dsb), peralatan makan (gelas, piring, sendok, dsb), atau melalui
serangga lalat yang membawa bakteri Salmonella typhi dari air seni atau tinja
penderita tifus akibat
buruknya sanitasi
terutama sanitasi public. Serangga lalat kemudian hinggap pada makanan
dan minuman atau mencemari sumber air
(sumur), ditambah lagi
pengolahan air serta makanan yang tidak bersih/higienis sehingga
beresiko terjangkit penyakit tipes ini.
Salmonella typhi memerlukan waktu sekitar 8-72 jam untuk
menyebabkan demam, sakit perut, dan diare.setelah seseorang mengkonsumsi
makanan yang tercemar bakteri ini. Bakteri Salmonella typhi
akan diserap di usus halus (saluran pencernaan), kemudian masuk ke dalam
peredaran darah, menyebar pada organ hati dan limfa serta bisa menimbulkan
infeksi serius bila menyerang golongan balita, anak-anak, wanita hamil dan
kandungannya serta lanjut usia. Hal ini dikarenakan sistim kekebalan tubuh mereka
yang belum kuat ataupun menurun (pada golongan usia lanjut). Demam tifoid atau
penyakit tifus bila tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi seperti
pendarahan usus, perforasi usus (usus berlubang), dsb
Gejala atau tanda-tanda yang biasa terlihat pada demam tifoid atau penyakit tifus (tipes),
adalah :
- Demam tifoid berlangsung selama 3 sampai 4 minggu (1
bulan), karena masa
inkubasi Salmonella typhi (waktu masuknya bakteri ke dalam tubuh hingga
munculnya gejala) berlangsung 3-21 hari, tergantung dari status kesehatan
dan kekebalan tubuh penderita.
- Gejala
awal demam tifoid, penderita akan mengalami demam tinggi dan menggigil
dengan suhu tubuh 39°C hingga 40°C dan menurun pada pagi hari, kemudian
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Demam cenderung meningkat setiap
hari sampai puncaknya di akhir minggu pertama atau kedua, kemudian
berangsur-angsur turun sampai minggu keempat (bila tidak terdapat infeksi).
- Tanda-tanda
awal seperti pusing, sakit kepala, mual, muntah, tidak nafsu makan, diare terus menerus,
konstipasi (sembelit), sakit perut, nyeri lambung, dsb
- Lidah
penderita tifoid terlihat kering dan kotor (ada selaput lendir putih di
bagian tengah) sementara di pinggir dan ujung lidah terlihat merah terang,
dan akan merasa lidahnya pahit, bibir kering, tubuh terasa lemas, nafas
berbau tak sedap, kulit kering, dsb
- Gejala lain seperti malaise (tidak enak badan atau lesu), nyeri tenggorokan, myalgia (badan pegal-pegal atau nyeri otot), letargi (berkurangnya daya konsentrasi seperti menjadi linglung), delirium (gelisah, sering mengigau), sakit pada bagian dada, batuk, rambut kering dan rontok secara tidak wajar, pembesaran hati dan limfa dan akan nyeri bila diraba, bila sudah cukup parah muncul gejala kuning karena organ hati dan limfa membengkak seperti gejala hepatitis, terkadang muncul bintik/ruam merah (rose spot) pada bagian dada bawah dan perut, dsb
- Keluhan-keluhan tersebut diatas rata-rata terjadi pada minggu pertama hingga minggu kedua, namun untuk lebih memastikannya diperlukan diagnosa lebih lanjut melalui pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sample darah untuk diuji dan mengetahui ada atau tidaknya bakteri Salmonella typhi. Pemeriksaan darah sangat penting karena diagnosis tifus tidak bisa hanya berdasarkan dari pemeriksaan fisik dan melihat gejalanya saja. Jika hasil pemeriksaan diketahui positif menderita demam tifoid atau tifus, maka perlu dilakukan langkah penanganan.
- Pada
minggu ketiga, demam mulai mereda sampai minggu
keempat dan suhu kembali normal (penyakit tifus berakhir). Namun bisa juga terjadi pada
minggu ketiga kemungkinan komplikasi. Komplikasi tifoid/tipes biasanya
ditandai dengan suhu mendadak turun seperti suhu normal, namun denyut nadi
malah meningkat, perut nyeri seperti melilit, dan penderita terlihat
seperti sakit kronis. Komplikasi bisa menyebabkan pendarahan pada usus, perforasi
usus (usus berlubang) sehingga perlu dilakukan operasi penutupan lubang
pada usus, dehidrasi sehingga penderita perlu diberikan cairan intravena, mengalami
meningitis (radang selaput otak), dsb.
Nah jika anda atau anggota keluarga mengalami kondisi
tersebut, jangan khawatir berikut ini, 11 Tips Mujarab dan paling Mantap
Mengobati dan Mencegah Penyakit Demam Tifoid (Tifus / Tipes), yakni :
Pengobatan demam tifoid (penyakit tifus) :
- Tempatkan
penderita pada kamar tersendiri, cuci semua pakaian, sprei, dll dengan
sabun atau detergen dan jemur dibawah terik matahari. Alat-alat makan
dicuci dengan air panas dan memakai sabun pencuci piring.
- Bila
penderita demam, ukur suhu tubuhnya dengan menggunakan thermometer setiap
4 jam sekali, cara mengukur suhu tubuh dapat dilakukan dengan beberapa metode, selengkapnya bisa anda baca pada artikel disini. Untuk menurunkan
demam, anda bisa mengompres dengan air hangat, cara mengompres untuk
penanganan demam yang benar bisa anda baca pada artikel disini
- Penderita
harus beristirahat dan berbaring di tempat tidur ketika demam sampai suhu
kembali normal (kira-kira 3 minggu).
- Berikan
makanan yang mengandung banyak cairan sepeti buah-buahan, dan makanan
berprotein serta berkalori tinggi dengan tekstur yang lunak (lembut).
Penderita juga harus banyak mengkonsumsi air putih dan juga supplemen
multivitamin dan mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita.
- Perhatikan
tanda-tanda dehidrasi akibat diare, muntah, terutama pada balita dan anak-anak, segera berikan larutan
elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Penanganan diare pada balita dan anak-anak selengkapnya bisa anda baca pada artikel disini
- Memberikan
antibiotic seperti ampicilin (ampisilin),
chloramphenicol (kloramfenikol), trimethoprim, sulfamethoxazole, dan
ciprofloxcacin (siprofloksasin). Pemberian antibiotic dilakukan peroral
atau intra muskular atau intravena bila diperlukan.
- Ampisilin
diberikan dengan dosis 50-150 mg/kg Berat Badan /hari, dibagi dalam 4 kali
pemberian. Amoksisilin dengan dosis 100 mg/kg Berat Badan /hari dibagi
dalam 4 kali pemberian. Pemberian antibiotic ini dilakukan selama 2 minggu
- Chloramphenicol
(Kloramfenikol) untuk dewasa dengan dosis 4 x 500 mg/hari, diberikan sampai
7 hari bebas demam. Pada anak-anak, kloramfenikol diberikan dengan dosis
100 mg/kg Berat Badan /hari, dibagi dalam 4 kali pemberian, dan diberikan selama
10-14 hari . Alternatif lain selain kloramfenikol, yaitu: tiamfenikol (untuk
dewasa) dengan dosis 4 x 500 mg per hari, atau kotrimoksazol dengan dosis 2
x 2 tablet perhari, diberikan selama
2 minggu,
- Trimethoprim dengan dosis 10 mg/kg Berat Badan /hari) atau sulfamethoxazole (sulfametoksazol) dengan dosis 50 mg/kg Berat Badan /hari) dibagi dalam 2 kali pemberian, untuk 5-7 hari
- Jika kondisi penderita juga tetap tidak ada perubahan, sebaiknya segera dibawa ke dokter atau pusat kesehatan (rumah sakit) untuk mendapatkan penanganan yang tepat karena ada kemungkinan bakteri kebal terhadap antibiotic tertentu. Biasanya dokter akan memberikan antibiotic dari golongan cephalosporin (sefalosporin) seperti ceftriaxone (seftriakson) dengan dosis 100mg/Kg Berat Badan / hari atau maksimal 3-4 gram/hari selama 5-7 hari, dan golongan fluorokuinolon seperti ciprofloxcacin diberikan dengan dosis 2 x 500 mg/hari, selama 6 hari, dan antibiotic cefotaxime (sefotaksim) dengan dosis 150-200 mg/kg Berat badan /hari, dibagi dalam 4 kali pemberian atau antibiotic cefixime untuk pengobatan demam tifoid pada anak-anak, dimana bakteri memiliki resistensi terhadap pengobatan standard.
- Jika anda lebih menyukai pengobatan secara alami, anda bisa menggunakan 5 jenis obat alami yang paling manjur dan mujarab yakni : madu & propolis, habbatussauda (jintan hitam), jahe, minyak zaitun, dan buah delima, selengkapnya dapat anda baca pada artikel disini.
Pencegahan demam tifoid (penyakit tifus/tipes) :
- Membiasakan
buang air di kamar mandi dan jamban, dan menjaga kebersihannya agar tidak
dihinggapi lalat
- Membiasakan
pola hidup sehat yakni dengan mengkonsumsi makanan bergizi,
sayur-sayuran, buah-buahan, susu, suplemen multivitamin, istirahat yang
cukup, berolahraga secara teratur, dan menghindari kegiatan yang terlalu
capek dan melelahkan, agar tubuh sehat bugar dan stamina tetap terjaga
sehingga tidak mudah terserang penyakit.
- Menerapkan
kebiasaan hidup bersih dengan membiasakan mencuci
tangan dengan sabun setelah buang air dan sebelum memegang makanan atau minuman
- Menjaga
kebersihan makanan yang dikonsumsi yakni dengan mengkonsumsi makanan dan
minuman bergizi dan higienis (bersih dan dimasak matang),
- Menyimpan
makanan dan minuman pada tempat tertutup agar tidak dihinggapi lalat yang
kemungkinan membawa bakteri Salmonella typhi
- Tidak
membeli makanan di sembarang tempat (pilih tempat yang bersih dan memiliki
sarana air yang memadai),
- Jangan
membuang sampah sembarangan sehingga mencemari lingkungan dan menjadi
sumber sarang penyakit.
- Melakukan vaksinasi tifoid untuk pencegahan untuk balita berusia 2 tahun
dan diulang setiap 3 tahun sekali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita