Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas mengenai
penyebab diare pada anak, kali ini saya akan menuliskan artikel mengenai
langkah penanganan diare pada anak. Pada hakekatnya, diare pada anak dapat
sembuh sendiri dengan cara melakukan pencegahan terjadinya dehidrasi pada
anak. Meskipun demikian, apabila setelah terjadi dehidrasi dan tidak segera ditangani
dengan baik dan cepat, maka sangat beresiko dan bisa berakibat fatal yakni bisa
berakibat kematian pada anak balita.
Anak balita yang terkena diare membutuhkan cairan tubuh yang
hilang karena muntah dan melalui tinja (mencret). Dengan memberikan cairan yang
tepat dengan jumlah memadai bisa mencegah dehidrasi. Cairan tersebut dapat
diberikan bertahap sedikit demi sedikit, namun dengan frekuensi sesering
mungkin.
Berikut ini adalah 11 Langkah mujarab penanganan diare pada
anak dan balita :
- Larutan elektrolit adalah salah satu cairan untuk
mengatasi dehidrasi. Larutan elektrolit berfungsi mengganti
elektrolit yang hilang selama terjadinya diare dan muntah. Saat ini sudah
banyak larutan elektrolit yang tersedia di pasar dalam bentuk sachet
seperti Oralit 200
ml, Oralit liter, Oralit-200, Pharolit-200, dsb dan dalam bentuk siap minum
seperti Pedialyte dan Renalyte.
- Baca
aturan penggunaan obat larutan elektrolit yang terdapat pada kemasan, disana
terdapat petunjuk pemakaian seperti jumlah air yang harus disiapkan untuk
membuat larutan elektrolit dan cara melarutkannya.
- Berikan
cairan elektrolit dengan sendok, dengan frekuensi sesering mungkin, contoh
bisa setiap 1-2 menit. Jika usia anak diatas 3 tahun dapat meminum
langsung dari cangkir.
- Bila
terjadi muntah, pemberian cairan dihentikan sejenak kurang lebih 5-10
menit, kemudian lanjutkan lagi secara
perlahan-lahan, contoh 1 sendok setiap 2 menit sekali.
- Tetap
berikan ASI ataupun makanan pendamping, tujuannya agar anak balita tidak
kekurangan gizi selama masa diare sekaligus untuk meningkatan daya tahan
tubuhnya.
- Jangan
gunakan larutan-larutan yang mengandung kadar gula tinggi seperti
teh yang sangat manis, soft drink, dan minuman buah yang manis.
- Perhatikan
tanda-tanda dehidrasi pada anak , seperti sangat rewel, lesu (lemas), anak balita < 1 tahun jika diraba
ubun-ubunnya cekung, periksa kelenturan kulit pada daerah perut, caranya dengan
menjepit atau mencubit pelan bagian kulit selama 30-60 detik, kemudian
lepaskan dan perhatikan bila kulit lambat kembali berarti terjadi dehidrasi.
Selain itu anak balita yang mengalami dehidrasi, matanya akan terlihat
cekung, menangis tidak keluar air mata, tidak buang air kecil, mulut dan lidah
terlihat kering.
- Jangan
berikan obat antidiare pada anak, karena dapat berisiko menimbulkan efek samping
yang cukup berbahaya. Resiko tersebut berupa mual, muntah, dan gangguan
pada usus yang bisa berakibat fatal.
- Kita
sebagai orang tua harus tahu kapan memburuknya diare dan segera membawa
anak balita ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke dokter yakni jika terdapat
salah satu kondisi : tidak membaik dalam 3 hari, frekuensi mencret bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan/minum sangat sedikit, saat diare
disertai demam, dan pada tinja anak terdapat lendir atau berdarah.
- Jika
terjadi hal-hal tersebut maka anak perlu ditangani oleh petugas kesehatan.
Biarkan dokter saja yang meresepkan obat antidiare atau antibiotik.
- Saat diare lebih sering diberikan sejenis probiotik atau biasa juga terdapat dalam susu
formula, cairan, atau makanan anak. Tujuan pemberian probiotik adalah
memperbanyak bakteri baik sehingga dapat mempersingkat episode diare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita