Yuk, Cari Tahu Mengapa Analisa Kredit Penting Bagi Bank dan Bagaimana Cara Melakukannya

Dalam menyalurkan kredit, idealnya bank atau lembaga keuangan akan mengharapkan uangnya dapat kembali. Namun demikian tidak selamanya yang terjadi sesuai harapan, tetap ada saja resiko kegagalan pihak lawan/debitur (counterparty) dalam memenuhi kewajibannya atau lebih populer di industri perbankan dengan sebutan resiko kredit. Jadi resiko kredit adalah resiko dimana kewajiban pembayaran kembali berupa bunga dan pokok hutang, tidak dapat dilakukan oleh borrower (peminjam/debitur), secara tepat waktu sesuai dengan kontrak yang sudah diperjanjikan (disepakati ).

Mengapa kegagalan pembayaran dari debitur menjadi ancaman (resiko) bagi bank ? Jawabannya, karena kredit merupakan bisnis utama Bank dan sumber pendapatan/penghasilan utama bagi bank. Celakanya lagi, risiko tersebut tidak akan pernah bisa hilang (tetap melekat) sampai kredit si debitur tersebut lunas. Nah, untuk meminimal resiko kredit tersebut maka bank dipandang perlu melakukan analisa mendalam terhadap permohonan kredit dari calon debitur (peminjam). Hal terpenting yang perlu dipertimbangkan dalam analisa kredit adalah itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) dari calon debitur untuk melunasi hutang pokok beserta bunganya. Kesimpulannya : kredit harus diberikan secara selektif dengan prinsip kehati-hatian (prudent) .

Analisa kredit merupakan suatu teknik analisa dengan menggunakan data kuantitaif dan kualitatif untuk mengambil suatu keputusan/kesimpulan akhir dari permohonan kredit, yakni :
  1. Apakah bank bersedia memberikan pinjaman kepada calon debitur ?
  2. Bagaimana cara meminimalisir resiko yang mungkin timbul ?
  3. Struktur kredit seperti apa yang tepat dan berapa besar nominalnya ?
Agar lebih jelas mengenai analisa kredit, anda bisa lihat bagan/skema dibawah ini :

http://bambang-warsita.blogspot.com/2016/08/yuk-cari-tahu-mengapa-analisa-kredit.html

Analisa Kuantitatif
  1. Analisa Laporan Keuangan
    Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laba Rugi, dan Perubahan Modal. Laporan keuangan menginterpretasi posisi dan kinerja keuangan usaha, kemampuan usaha untuk merealisasikan strategi usaha, dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kepada bank.
  2. Analisa Kebutuhan Modal Kerja
    Modal kerja senantiasa diperlukan selama usaha terus beroperasi. Modal kerja diperlukan untuk pembiayaan Inventory (stock atau INV) dan piutang (Account Receivable atau AR) pada level yang tetap (sesuai dengan siklus dan strategy bisnisnya). Ini dikenal dengan istilah modal kerja permanen. Selain itu, dikenal pula istilah modal kerja variable atau musiman, yakni modal kerja yang berubah-ubah karena dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan external usaha, misalnya menjelang musim ramai (masuk sekolah, lebaran, tahun baru, musim panen, dsb)
  3. Analisa Rekening Koran
    Bermanfaat untuk mengetahui kualitas, gambaran kondisi usaha calon debitur dan juga diperlukan untuk menentukan struktur fasilitas kredit bagaimana yang akan diberikan kepada calon debitur
  4. Analisa Kelayakan Agunan (Jaminan)
    Agunan kredit adalah hak dan kekuasaan atas barang jaminan yang diserahkan oleh calon debitur kepada bank guna menjamin pelunasan utangnya apabila kredit yang diterima tidak dapat dilunasi sesuai waktunya. Kriteria barang yang dapat dijadikan jaminan : memiliki nilai ekonomis , kepemilikannya dapat dipindahtangankan, memiliki nilai yuridis atau dapat diikat sehingga memberikan hak preferen bagi bank

Analisa Kualitatif
  1. Checking
    Trade checking bisa dilakukan untuk menggali informasi yang bersifat kuantitatif dan kualitatif atas transaksi debitur dengan para pemasok (supplier) maupun pelanggannya (buyer) . Hasil trade checking akan dipakai sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam proses persetujuan kredit . Bank Checking dilakukan dengan cara tukar menukar informasi antar bank mengenai kondisi calon debitur (bila sudah menjadi debitur bank lain). Sementara BI Checking dilakukan dengan meminta data resmi dari Bank Indonesia mengenai kondisi kredit calon debitur (bila sudah menjadi debitur di bank lain). Data dari Bank Indonesia berguna untuk membantu menganalisa : karakter calon debitur, kualitas pinjaman yang dimiliki, ketertiban pembayaran angsuran, kemampuan debitur, kewajiban angsuran yang sudah dimiliki, kebutuhan modal kerja yang masih dapat dibiayai (bila sudah dipenuhi sebagian oleh bank lain )
  2. Market Intelligence
    Market intelligence, dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan informasi terkini mengenai industri seperti yang dijalankan oleh calon debitur. Info yang diperoleh pun lebih bersifat kualitatif.
  3. Kondisi Makro Ekonomi
    Kondisi perekonomian juga perlu mendapat perhatian, apakah saat ini perekonomian sedang melaju (booming), melambat (slowdown), atau stagnan. Bila dalam kondisi ekonomi yang sedang melambat atau stagnan maka pemberian kredit harus dihentikan atau bila tetap ingin dilakukan maka sebaiknya sangat selektif dan hati-hati.

Inspirational Quotes :
" Dalam rangka membuat tindakan menjadi positif, kita harus membangun pandangan menjadi positif "
In order to carry a positive action we must develop here a positive vision
- Dalai Lama-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita