Objek wisata ini letaknya tersembunyi dan berada di pedalaman / pelosok kampong, namun memiliki keindahan panorama alam yang sangat menakjubkan meskipun kurang promosi serta belum dikelola dengan baik. Bagi Anda yang senang berwisata sambil berpetualang serta menyukai tantangan, maka tidak salah bila Anda harus berkunjung ke objek wisata yang satu ini, selain untuk menguji ketahanan, ketekunan dan kesabaran Anda, juga ada beberapa alasannya lainnya seperti:
- Lokasi wisata berada di tengah-tengah kawasan hutan lindung, dengan pepohonan yang lebat dan ada diantara bukit kapur yang putih seperti salju dengan danau air panas yang memancarkan warna biru agak kehijauan. Bukan hanya itu saja, di balik kawah biru ini juga terdapat sungai, sehingga Anda bisa mandi-mandi atau bermain air karena airnya dingin. Yang paling unik, pada sungai tersebut ada dinding seperti kapur yang terbentuk dari endapan belerang yang berwarna warni dan terlihat sangat indah.
- Rute perjalanan menuju lokasi wisata tidak mudah, jarang ditemukan rumah penduduk, dan Anda harus melewati jalan dengan kondisi sebagian besar tidak mulus (terjal, jurang, berbatu kerikil tajam, penuh debu saat kemarau dan licin serta penuh kubangan bila musim hujan, sebagian besar tidak beraspal , serta jembatan tanpa pinggir pembatas di kiri-kanan)
- Menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan yakni sekitar 3-4 Jam atau sekitar 90 Km dari kota Medan, sehingga membutuhkan stamina fisik yang prima.
Nah, bila Anda ingin mengunjungi objek wisata tersebut, berikut ada 10 Tips paling jitu berwisata ke Kawah Biru, Dolok Tinggi Raja Simalungun, Sumatera Utara, yaitu:
- Tidak tersedia sarana transportasi umum setiap saat, sehingga Anda harus menggunakan sepeda motor, kendaraan pribadi, atau rental (sewa) kendaraan.
- Bila naik mobil, pilihlah kendaraan yang bisa menempuh medan berat seperti minibus, jeep, dll dan jangan menggunakan mobil sedan karena dikhawatirkan Anda bisa berada dalam kesulitan saat menempuh perjalanan yang berbatu kerikil, licin, bahkan ada kubangan lumpur.
- Tidak ada peta atau plank penunjuk jalan menuju objek wisata, sehingga Anda harus mengandalkan informasi penduduk setempat dan harus rajin bertanya supaya tidak salah jalan atau tersesat.
- Rute yang ditempuh: Medan-Lubuk Pakam-Galang-Jalan Galang ke Dolok Masihul-Simpang jalan perjuangan belok kanan menuju Negeri Dolok - Negeri Dolok - Belok kanan menuju kantor koramil - Dolok Tinggi Raja.
- Rute lain bila Anda dari Tebing Tinggi: Tebing Tinggi - Dolok Masihul tepatnya di simpang Kerapuh - Belok kiri - Silau Dunia-Silau Kahean-Negeri Dolok -belok kanan menuju kantor koramil - Dolok Tinggi Raja.
- Alternatif lain: Medan-Lubuk Pakam-Jalan Lubuk Pakam Galang-Bangun Purba-Marubun-belok ke kiri-Dolok Tinggi Raja.
- Rute terdekat, tersingkat, dan sedikit mulus adalah bila Anda melalui Bangun Purba dengan selisih waktu tempuh sekitar 1 jam dibandingkan rute lainnya. Namun bila Anda memutuskan melalui rute tersebut, Anda harus siap dan akan menemukan banyak pos pungutan liar yang dilakukan pemuda setempat, sehingga Anda harus menyediakan uang kecil (Rp. 2.000, - atau Rp. 5.000, -) untuk kontribusi perbaikan jalan yang rusak akibat banyak dilalui kendaraan.
- Saat Anda ingin pulang, atur waktu agar jangan terlalu sore (maksimal pukul 16.00 WIB) atau Anda harus siap menerima konsekuensi, berjalan melalui pepohonan lebat di tengah hutan dalam kondisi gelap gulita dan jarang menemukan rumah penduduk mengingat jarak tempuh dari lokasi wisata sampai Anda menemukan jalan raya yang beraspal dan mulus diperlukan waktu sekitar 1 - 1,5 Jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita