Pernahkah
anda mendengar kata epilepsi (epilepsy) atau yang dikenal di
masyarakat Indonesia dengan sebutan Ayan ? Epilepsi adalah
terganggunya fungsi otak sementara, secara intermiten (berkala) yang
menyebabkan kondisi tubuh mengalami kejang-kejang (seizure) atau
kehilangan kesadaran dalam sekejap yang bisa saja terjadi secara
tiba-tiba kapan dan dimana saja serta frekuensinya terjadi berulang
kali. Ini dikarenakan tidak normalnya (secara berlebihan) aktivitas
pelepasan muatan listrik pada otak (sel saraf). Gangguan abnormal
dari aktivitas sel-sel otak ini bila dianalogikan, mirip dengan
hubungan pendek arus listrik dan menyebabkan terjadinya perubahan
sementara pada perilaku, gerakan, atau kesadaran. Singkatnya,
epilepsi merupakan wujud nyata dari aktivitas pelepasan yang
berlebihan (tidak normal) dari sel neuron di otak yang menyebabkan
kejang, perubahan perilaku serta hilangnya kesadaran penderita.
Pemicu
serangan pada penderita epilepsi ini bisa karena rangsangan tertentu
(cahaya, suara, sentuhan, suhu panas atau dingin), emosional (stress,
banyak pikiran, kelelahan), telat makan, kurang tidur, menstruasi,
rendahnya kadar gula darah, dsb.
Berdasarkan kriteria serangan klinis, maka dikenal jenis-jenis epilepsi sebagai berikut :
Berdasarkan kriteria serangan klinis, maka dikenal jenis-jenis epilepsi sebagai berikut :
- Epilepsi umum,
- Petit mal (absence) yakni serangan terjadi sekitar 10 – 15 detik saat mereka menatap lurus kedepan, terlihat hilang kesadaran sesaat (bengong), tidak sadar ketika ada orang melambaikan tangan di depan wajahnya, kadang berkedip-kedip, dan beberapa saat kemudian sadar kembali.
- Tonik-klonik yakni serangan yang didahului dengan kejang (kelojotan) pada seluruh tubuh, hilang kesadaran, jatuh ke tanah dalam keadaan kaku, terkadang disertai mulut berbusa, kemudian sadar kembali antara 5 – 15 menit, bingung dan bisa langsung tertidur lelap.
- Atonik yaitu serangan berupa kehilangan kesadaran sangat singkat, lemas pada lutut, sehingga penderita dapat jatuh secara tiba-tiba
- Mioklinik yaitu berupa kontraksi dari salah satu atau beberapa otot tertentu secara singkat dan tiba-tiba, seperti kedutan pada tungkai kaki, yang biasanya terjadi 1 jam setelah tertidur atau 1 jam setelah bangun dari tidur.
- Epilepsi parsial (vokal), dimana serangan hanya terjadi pada 1 sisi saja, akibat kelebihan listrik di satu daerah tertentu pada otak dan biasanya penderita masih sadar. Misalnya, awalnya penderita mengalami jantungan, kemudian kejang-kejang menjalar ke bagian salah satu sisi tubuh saja (sebelah kiri atau kanan) sehingga leher atau bagian kepala mengarah (menengok) ke satu sisi saja, kejang-kejang di mulut, dan mengalami halusinasi.
- Selain kedua jenis diatas, dikenal juga Catamenial epilepsi yang umumnya hanya menyerang kaum perempuan dengan serangan berulang saat masa menstruasi. Dimana penderita akan mengalami tingkat emosi yang tinggi saat menstruasi, karena adanya perubahan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron.
Epilepsi
dapat terjadi pada anak usia 1 bulan sampai usia 16 tahun. Beberapa
penyebab yang diyakini sebagai pemicu terjadinya epilepsi, antara
lain :
- Infeksi virus yang memicu kerusakan jaringan otak misalnya karena tumor otak, radang selaput otak (meningitis, encephalitis)
- Cedera kepala akibat benturan keras, terjatuh atau akibat kecelakaan lalu lintas
- Cacat bawaan lahir (Gangguan yang dialami ibu pada masa kehamilan serta proses persalinan), misalnya ibu hamil mengalami gangguan seperti infeksi, demam tinggi, malnutrisi, janin mengalami benturan fisik, bayi lahir dengan berat di bawah normal, kerusakan otak dalam proses kelahiran, kelainan pembuluh darah pada otak bayi, kekurangan oksigen saat persalinan, adanya gen tertentu (faktor genetic) penyebab epilepsi, dsb
- Mengkonsumsi minuman beralkohol dan narkoba (pada orang dewasa)
- Kelainan neurologis pada anak-anak yang mengalami kejang pertama baik karena demam ataupun bukan yang tidak segera ditangani dengan baik. Selengkapnya mengenai kejang akibat demam dan cara penanganannya bisa anda baca pada artikel disini.
Epilepsi
merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja tanpa memandang
usia termasuk anak-anak. Banyak orang yang memiliki pandangan yang
salah dan mengatakan bahwa epilepsi adalah penyakit kutukan, akibat
guna-guna, kerasukan roh, dan bisa menular melalui air liur yang
dikeluarkan serta tidak boleh terkena air atau dekat api. Itu semua
hanya mitos dan anggapan yang keliru dan tidak benar sama sekali.
Yang benar adalah :
- Epilepsi sama sekali tidak menular,
- Epilepsi tidak mengganggu kecerdasan anak,
- Epilepsi bukan penyakit keturunan, dan
- Epilepsi dapat diobati serta dikendalikan, sehingga penderita epilepsi juga bisa hidup normal kembali.
Berdasarkan
hasil penelitian para ahli, membuktikan bahwa dengan pengobatan
rutin dan teratur, tingkat kesembuhan pasien rata-rata diatas 80
persen. Apalagi pada golongan anak-anak, tingkat kesembuhan total
bisa dicapai sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan sel otaknya.
Oleh karenanya, para pembaca diharapkan bisa mengubah cara pandang
mengenai epilepsi dan menyampaikan hal yang benar mengenai epilepsi
ini kepada siapa saja agar kesan negatif bahwa epilepsi merupakan
penyakit yang memalukan bagi keluarga bisa dihapuskan sehingga
penderita epilepsi bisa hidup normal di tengah masyarakat dan tidak
dikucilkan.
Nah,
bila anak atau keluarga anda mengalami epilepsi atau ayan jangan
buru-buru frustasi dan berkecil hati, karena epilepsi seyogianya
dapat disembuhkan dan penderita bisa menjadi normal kembali dengan
mengikuti pengobatan secara rutin dan teratur selama minimal 2 tahun
sejak kejang terakhir kali muncul. Anda mau tau cara lengkap untuk
mengobati epilepsi ? Yuk simak 11 Tips Mujarab dan Paling Manjur
Mengobati Penyakit Epilepsi atau Ayan Secara Efektif, berikut ini :
- Saat kejang terjadi, segera singkirkan semua benda-benda yang ada di sekitar penderita agar tidak membuatnya cedera
- Letakkan penderita pada tempat yang aman, taruh bantal atau sesuatu yang lembut dibelakang kepalanya.
- Miringkan penderita (ke kiri atau kanan), sehingga saat ia muntah cairan tersebut tidak menyumbat saluran pernafasannya.
- Longgarkan pakaian atau baju yang dipakai agar sirkulasi oksigen ke dalam tubuh bisa berjalan lancar.
- Jangan berusaha menahan gerakan kejang yang bersangkutan karena hal ini justru bisa melukai atau membuat cedera seperti, terkilir, memar, patah tulang, dsb
- Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut termasuk memberikan minuman apalagi mitos meminumkan kopi kepada anak atau penderita yang sedang mengalami kejang (epilepsi), karena hal ini sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan tersumbatnya pernapasan serta beresiko menyebabkan kematian
- Kesembuhan penyandang epilepsi sangat ditentukan oleh pemilihan obat yang tepat dan kepatuhan minum obat karena pasien epilepsi memang harus mengkonsumsi obat dalam jangka panjang (minimal 2 tahun tanpa terputus). Pemberian obat bertujuan menyeimbangkan komposisi kimiawi pada otak dan melapisi sel-sel otak agar tidak terjadi kontak yang memicu gangguan kelistrikan pada otak. Beberapa contoh dan merk obat yang bisa digunakan untuk mengobati epilepsi dan mencegah kejang epilepsi, antara lain :
- Carbamazepine (produksi Novartis)
- Carbatrol (produksi Shire)
- Clobazam (produksi Lundbeck)
- Clonazepam (produksi Roche)
- Depakene Syrup (produksi Abbott)
- Depakote (produksi Abbott)
- Depakote ER (produksi Abbott)
- Diastat / Diazepam rectal gel (produksi Valeant)
- Dilantin (produksi Pfizer)
- Ethosuximide (produksi Teva Pharmaceuticals)
- Felbatol (produksi Meda)
- Fenitoin (produksi Dexa Medica)
- Fenobarbital (produksi Kimia farma)
- Frisium (produksi Aventis)
- Gabapentin (produksi Sandoz)
- Gabitril (produksi Cephalon)
- Keppra (produksi UCB)
- Klonopin (produksi Roche)
- Lamictal (produksi GlaxoSmithKline/gsk)
- Lyrica (produksi Pfizer)
- Mysoline (produksi Valeant)
- Neurontin (produksi Pfizer)
- Phenobarbital (produksi Bio Pharm)
- Phenytek (produksi mylan)
- Phenytoin (produksi Pfizer)
- Sabril (produksi Aventis)
- Tegretol (produksi Novartis)
- Tegretol XR (produksi Novartis)
- Topamax (produksi Janssen Cilag)
- Trileptal (produksi Novartis)
- Valproic Acid syrup (produksi Watson)
- Zarontin (produksi Pfizer)
- Zonegran (produksi Eisai)
- Zonisamide (produksi Teva Pharmaceuticals)
- Jika anda seorang wanita dan saat ini mengalami epilepsi serta berkeinginan hamil, maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk melakukan perubahan pengobatan 6 bulan sebelum hamil, ditambah dengan mengkonsumsi asam folat dan obat anti epilepsi. Wanita hamil dengan epilepsi yang menghentikan sendiri pengobatannya bisa berakibat fatal baik untuk dirinya maupun janinnya, karena kalau ia mengalami kejang-kejang bisa menyebabkan kekurangan oksigen.
- Jangan menghentikan konsumsi obat epilepsi secara tiba-tiba karena bisa menyebabkan peningkatan frekuensi kejang kembali, sehingga pengobatan harus diulang dari awal kembali (dihitung nol kembali sampai 2 tahun kedepan).
- Bila anda ingin mencoba obat alami, bisa dengan mengkonsumsi secara rutin madu-propolis dan habbatusauda (jintan hitam/nigella sativa). Mengenai khasiat lain dari kedua obat alami tersebut, selengkapnya dapat anda baca pada artikel disini
- Bila keadaan penderita epilepsi berbahaya atau kejang sudah lebih dari 15 menit, maka setelah sadar sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit atau klinik kesehatan untuk segera mendapatkan penanganan yang cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita