21 Tips Manjur dan Paling Mujarab untuk Mengobati serta Mencegah Penyakit pada Hati atau Liver

Kita sering sekali mendengar kata liver atau hati. Organ dalam tubuh yang satu ini terletak pada rongga perut sebelah kanan dibawah diafragma. Hati merupakan salah satu organ penting, merupakan kelenjar terbesar serta merupakan organ kedua terbesar dalam tubuh. Hati berperan dalam sistem antibody (kekebalan tubuh) karena mengandung banyak sel imunologis yang terbawa ke hati melalui sistem portal hati yakni sistem peredaran darah yang menuju ke alat-alat pencernaan dan menuju ke hati, sebelum kembali ke jantung. Pembuluh darah portal ini berwarna coklat karena banyak mengandung nutrien. Bila terjadi masalah pada hati atau liver, maka bisa menyebabkan masalah besar bagi tubuh. Jadi hati atau liver merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ lain di dalam tubuh. Penyebab terjadinya peradangan pada hati atau liver, sebagai berikut :
  1. Gaya hidup yang tidak sehat, yakni aktivitas tinggi, olahraga berlebihan, pola makan tidak teratur dan asupan makanan bergizi yang kurang seimbang, kurang istirahat dan pola tidur yang kurang baik (suka tidur larut malam/begadang).
  2. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan seperti antibiotika, paracetamol, arsenal, dsb
  3. Mengonsumsi fast food, makanan yang banyak mengandung pengawet, bahan pewarna makanan kimia dsb atau mengelola makanan yang tidak sehat (kurang higienis)
  4. Banyak mengkonsui minum beralkohol, merokok, atau mengkonsumsi narkoba
Hati memiliki multi fungsi terutama dalam sistim metabolisme tubuh karena berperan membantu fungsi ginjal dalam menetralisir atau membersihkan (detoksifikasi) senyawa atau zat yang beracun yang masuk ke dalam tubuh. Hati menghasilkan amonia, urea, asam urat, dengan cara memanfaatkan nitrogenyang berasal dari asam amino. Hati juga tempat menyimpan cadangan Vitamin A, D, B12, zat besi, tembaga. Selain itu tiap hari Hati menghasilkan empedu (cairan kehijauan dan terasa pahit) berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua untuk selanjutnya disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke dukodenum. Empedu terdiri atas kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin dan biliverdin. Hasil sekresi dari empedu ini dimanfaatkan untuk mencerna makanan berupa lemak dan membantu usus dalam mengabsorpsi lemak tersebut, mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Jika empedu mengalami penyumbatan, cairan kehijauan tersebut akan masuk ke peredaran darah dan menyebabkan kulit menjadi kekuningan, atau biasa dikenal dengan penyakit kuning.
Namun demikian hati memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi yang sangat diperlukan agar dapat pulih kembali dari kerusakan yang ditimbulkan proses detoksifikasi dan imunologis. Beberapa penyakit yang menyerang organ hati atau liver, antara lain :
  1. Hepatitis (radang hati), yang disebabkan oleh hepatitis A, virus hepatitis B, dan C. Hepatitis B dan C diakibatkan karena mengkonsumsi minum beralkohol, obat-obatan, reaksi alergi, aflatoxin (racun pada kacang yang berjamur, gandum, dan kedelai), faktor keturunan (diwariskan), dan obesitas.
  2. Sirosis (jaringan parut permanen), yakni pergantian jaringan normal dengan jaringan fibrous (kenyal, tidak elastic hingga mengeras atau disebut jaringan parut), sehingga sel-sel hati akan kehilangan fungsinya (gagal hati). Sirosis umumnya disebabkan karena mengkonsusi minuman beralkohol, penyakit hepatitis B dan C
  3. Kanker hati primer atau Hepatocellular carcinoma (HCC) atau hepatoma yang tumbuh dan berasal dari sel utama hati yang disebut hepatocytes dan merupakan 85% penyebab kasus kanker primer: Resiko bagi penderita infeksi kronis Hepatitis B dan C untuk terkena kanker hati dalah 100x dari individu normal. Artinya kanker hati, hampir selalu terjadi setelah kasus sirosis yang disebabkan hepatitis B dan C
  4. Ascites, adalah cairan yang berkumpul di perut. Ini adalah salah satu gejala awal masalah pada liver karena sirosis. Adanya kebocoran cairan (ascites) pada perut, akan menyebabkan perut membuncit dan berat. Penderita kan merasakan mual, kembung serta diikuti oleh pembengkakan liver.
  5. Batu empedu (gallstone) atau batu kandung empedu, istilah medisnya cholelithiasis adalah kondisi dimana sebagian cairan empedu mengeras, membentuk massa padat seperti butiran pasir atau krikil pada kantong empedu (gallbadder) atau saluran empedu (bile duct). Batu empedu disebabkan banyak mengkonsumsi makanan kaya lemak, tinggi kolesterol, kaya gula, serta minim serat, penyakit diabetes. Bila batu empedu tersebut menyumbat saluran empedu, menyebabkan infeksi pada saluran empedu (kolangitis). Batu empedu ada 2 jenis, yakni batu kolesterol yang biasanya berukuran relative besar dan batu kalsium (pigmen) yang berukuran kecil-kecil.
  6. Hemochromatosis, adalah gangguan genetik yang menyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Kelebihan zat besi itu tersimpan di dalam organ-organ tertentu, terutama hati, jantung dan pancreas. Zat besi ini dapat meracuni organ-organ tersebut dan mengakibatkan kondisi dapat menimbulkan kematian.
  7. Primary sclerosing cholangitis, adalah penyakit langka dengan penyebab yang tidak diketahui, menimbulkan peradangan dan jaringan parut pada saluran empedu di hati dan menyebabkan pengerasan serta bekas luka pada saluran empedu tersebut. Penyakit ini bersifat progresif, sehingga membuat kerusakan pada hati atau liver dan akhirnya gagal hati.
  8. Primary biliary cirrhosis, penyakit autoimun yang belum diketahui jelas penyebabnya yang mana terjadi proses menghancurkan saluran empedu pada hati secara perlahan-lahan oleh tubuh sendiri. Saat saluran empedu mengalami kerusakan, zat berbahaya akan terbentuk dalam hati dan kadang-kadang menimbulkan jaringan parut ireversibel (permanen) pada jaringan hati (sirosis). .

Berikut ini merupakan tanda-tanda dan gejala seseorang mengalami masalah pada organ hati atau liver, antara lain :
  1. Lesu, kelelahan secara terus menerus, tidak nafsu makan, penurunan berat badan secara drastis, dan mudah kenyang
  2. Nyeri atau sakit perut pada sisi sebelah kanan, terasa ada benjolan pada perut bagian atas, pembengkakan perut (terasa keras) akibat cairan (ascites) dan terkadang diikuti dengan nyeri pada persendian
  3. Sering mengalami mual, muntah, tanpa sebab yang jelas bahkan diare atau kondisi paling buruk terjadi pendarahan pada sistem saluran pencernaan
  4. Gatal-gatal yang timbul pada kulit, disebabkan meningkatnya bilirubin pada tubuh sebagai akibat fungsi hati atau liver yang terganggu.
  5. Kulit dan bola mata berwarna kuning selama ini merupakan penanda paling mudah dalam mengetahui liver atau hati yang bermasalah. Bila hati atau liver sedang bermasalah, maka produksi bilirubin meningkat sehingga mempengaruhi warna kulit serta mata.
  6. Air seni berwarna gelap, seperti air teh, karena meningkatkan kandungan bilirubin yang diproduksi hati pada darah dan selanjutnya diteruskan ke urine. Akibatnya urine akan berwarna kuning gelap atau cokelat seperti teh.
  7. Pada penderita batu empedu, selain gejala diatas, maka ketika batu empedu bergerak ke saluran empedu, maka akan terbentuk blockade sehingga meningkatkan tekanan pada kantong empedu dan memunculkan beberapa gejala yang datang secara tiba-tiba yang disebut gallbladder attack antara lain nyeri kuat pada bagian kanan atas perut (biasa orang menyebutnya ulu hati), mules dan keram pada perut yang akan bertambah dengan cepat dalam (1-4 jam), sebagian orang merasakannya pada malam hari dan memaksanya untuk bangun tidur, nyeri di punggung atau bahu kanan, nyeri di antara dua tulang belikat, nyeri di bagian bawah bahu kanan, demam (meskipun ringan) atau panas dingin, dan tinja berwarna seperti tanah liat.
Nah, bila anda atau keluarga anda mengalami masalah pada hati atau liver-nya, jangan buru-buru panic, yuk simak saja 21 Tips manjur dan paling mujarab mengobati serta mencegah penyakit pada hati atau liver berikut ini :
Pengobatan penyakit hati atau liver:
  1. Istirahat yang cukup minimal 6-7 jam per hari, berjermur di pagi hari antara pukul 8 sampai jam 9 selama 30 menit, lakukan olah raga ringan untuk menjaga hati tetap sehat, lakukan minimal 2 kali seminggu minimal 1-2 jam per session sudah cukup.
  2. Mengkonsumsi temulawak (Curcuma xanthoriza), curcumin dari ekstrak temulawak memiliki khasiat alami sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepatotoksik yang sangat berguna untuk melindungi kesehatan hati dan mengobati radang hati, memperkuat sel-sel liver, seta meningkatkan daya tahan tubuh. Saat ini sudah banyak dijual temulawak dalam bentuk sachet yang sdh dikemas bersama gula, jadi tinggal seduh dan lansung diminum. Bila kesulitasn mendapatkan temulawak dalam bentuk siap saji, anda bisa membuatnya dengan memilih temulawak yang berwarna kuning (khasiatnya lebih baik di bandingkan yang warna putih). Caranya : temulawak dicuci bersih, diparut, diperas, dan diambil airnya. Air perasan tersebut dikonsumsi sehari 2 kali. Setiap sekali minum sebanyak 1 sendok makan. Bisa juga ditambahkan sedikit gula batu. Lakukan hal ini setiap hari sampai penyakit livernya sembuh.
  3. Mengkonsumsi sambiloto (Andrographis paniculata) yang mengandung zat andrographolid (terasa pahit) yang mampu merusak inti sel kanker hati dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, sambiloto juga efektif untuk infeksi dan merangsang fagositosis yaitu kemampuan sel dalam bekerja membunuh benda asing seperti bakteri, virus, dan menetralisir racun yang masuk kedalam tubuh
  4. Mengkonsumsi kunyit (Curcuma domestica) yang mengandung minyak atsiri, senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa, turmerone), zat warna kuning yang disebut curcuminoid (meliputi curcumin, modesmetoksi curcumin, dan bidesmetoksi curcumin), protein, fosfor, kalium, besi, dan vitamin C, untuk mengatasi peradangan dan pembengkakan pada hati atau liver. . Caranya : kunyit dipotong tipis, lalu direbus dengan 1 liter air, biarkan sampai tinggal ½ liter saja, minum ramuan tersebut 3 kali sehari, sampai sembuh.
  5. Mengkonsumsi pegagan (Centella asiatica) yang mengandung asiaticoside (senyawa glikosida triterpenoida), thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam, kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vallerine, zat samak, yang memiliki efek hepatoprotektor pada penderita hepatitis. Kandungan asiatikoside bisa menigkatkan perbaikan dan penguatan sel hati,menangkap radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel, meregenerasi sel-sel liver yang rusak dan mengembalikannya menjadi sel-sel yang sehat.
  6. Mengkonsumsi buah dan sayur terutama yang mengandung gizi, mineral, zat besi, magnesium, vitamin A, B, C, D serta vitamin lainnya seperti buah pepaya, jeruk, jambu biji, pisang, apel, mangga. Sayuran seperti kol atau kubis, wortel, buncis, brokoli, tomat, jeruk, apukat, dan belimbing buah (manis).
  7. Mengkonsusmsi makanan yang kaya karbohidrat, protein, zat besi dan zat gizi lainnya sangat penting dibutuhkan tubuh. Dengan menyeimbangkan kebutuhan akan gizi dan nutrisi dalam tubuh, misalnya ikan, telur, roti, gandum, nasi merah, kacang polong, kacang merah dsb, makanan yang mengandung banyak vitamin terutama vitamin B6 dan B12 yakni hati dan ikan.
  8. Jangan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan makanan yang di bakar atau diasapin seperti sate, ayam bakar, ikan bakar, menghindari makanan olahan dari bahan baku sapi, kambing, ayam, cumi-cumi, kepiting, udang dan kerang
  9. Bila sumbatan di kandung empedu berukuran kecil, mungkin bisa hilang karena bisa larut kembali bersama cairan empedu atau terbuang ke usus, sehingga keluhan batu di kandung empedu pun akan menghilang. Namun bila tidak, maka diperlukan prosedur menghancurkan batu empedu: dengan gelombang kejut berenergi tinggi atau mengangkat kantong empedu dan batu yang ada di saluran empedu dengan tekhnik laparoscopi. Cara lain mengobati batu empedu dengan minum jus apel 4 gelas/ hari selama 5 hari berturut-turut, kemudian hari ke 6 minum air putih yang dicampur sedikit garam.
  10. Pengobatan Hemochromatosis dengan cara mengeluarkan darah dari tubuh (phlebotomy), prosedur chelation (mengkonsumsi obat-obatan yang menyebabkan tubuh mengeluarkan kelebihan zat besi melalui urin atau tinja)
  11. Pengobatan kanker hati, tergantung pada stadium kerusakan atau kanker (yaitu ukuran dan tingkat penyebaran kanker) dan kondisi kesehatan pasien. Prosedur pengobatan utama yang digunakan adalah :
    • Bedah (bila hanya bagian tertentu dari hati yang terkena kanker dan bagian hati lainnya sehat, maka prosedur bedah dapat dilakukan untuk mengangkat bagian yang terkena kanker), Jenis lain dari pembedahan adalah cangkok (transplantasi) hati yakni pengangkatan seluruh organ hati dan menggantinya dengan organ hati donor yang masih sehat. Hati yang paling sering disumbangkan berasal dari orang-orang yang telah meninggal. Prosedur bedah seperti ini dapat dilakukan bila kanker hanya terdapat pada hati dan tersedia donor hati atau liver.
    • Ablasi tumor, menggunakan panas (Radio Frequency Ablasi/RFA) atau dengan alkohol (Percutaneous Ethanol Injection/PEI) untuk menghancurkan sel kanker hati primer. Prosedur RFA menggunakan sinar laser atau gelombang radio yang dihantarkan melalui jarum melalui kulit dan masuk ke dalam kanker yang berada di hati guna menghancurkan sel kanker. Prosedur PEI mengunakan alkohol yang disuntikkan masuk melalui jarum untuk menghancurkan sel-sel kanker. Ablasi tumor dapat dilakukan berulang-ulang apabila tumor kembali tumbuh
    • Kemoterapi, menggunakan obat-obatan anti kanker untuk menghancurkan sel kanker dengan menyusutkan kanker serta memperlambat pertumbuhannya. Obat-obatan diberikan melalui suntikan pada pembuluh darah (secara intravena) dan terkadang dalam bentuk tablet. Prosedur lain adalah kemo embolisasi yakni melalui suntikan obat kemoterapi langsung sel kanker pada hati, bersamaan dengan sebuah jel atau titis plastik kecil untuk menghambat aliran darah menuju kanker (embolisasi).
    • Terapi kanker terarah (Targeted Cancer Therapy), menggunakan obat-obatan untuk mencegah pertumbuhan serta penyebaran kanker dengan melakukan interfensi pada molekul tertentu yang terlibat dalam pertumbuhan kanker. Obat yang biasa digunakan untuk terapi ini adalah Sorafenib. Sel kanker memerlukan asupan darah untuk membawa nutrisi dan oksigen. Sorafenib berfungsi untuk membatasi kemampuan kanker untuk berkembang. Sorafenib berupa tablet yang diberikan 2 kali sehari. Namun demikian, Sorafenib memiliki efek samping seperti diare, cepat letih, mual dan tekanan darah tinggi.
    • Radioterapi, menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Namun pengobatan ini jarang digunakan pada penderita kanker HCC (kanker hati  primer atau Hepato Cellular Carcinoma) karena hati tidak dapat terpapar oleh radiasi tinggi. Teknik ini hanya untuk mengurangi rasa sakit, pada pasien yang kankernya telah menyebar hingga ke tulang. Cara lain adalah dengan radiasi internal menggunakan zat radioaktif yang dihantarkan secara selektif melalui pembuluh darah arteri yang mengantarkan darah ke hati (hepatic artery) dimana terdapat sel kanker.
  1. Mengingat hati atau liver terletak pada bagian perut sebelah kanan atas agak ke tengah, maka bila membengkak, posisinya akan melebar hingga ke bagian tengah perut. Bila anda merasakan sakit pada bagian tersebut sebaiknya segera periksakan ke dokter karena bisa jadi ini awal gejala gangguan pada hati.
  2. Bila anda ingin mencoba obat alami lainnya bisa dengan menggunakan madu-propolis, habbatussauda, delima, yang selengkapnya mengenai khasiat obat tersebut dapat anda baca pada artikel disini.
Mencegah kerusakan hati atau liver :
  1. Banyak mengkonsumsi air minimal sehari 8 gelas atau 2.000 ml per hari untuk menjaga kondisi kesehatan hati anda.
  2. Jangan banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak jenuh, makanan menggunakan banyak santan, makanan pedas, gorengan, makanan atau minuman yang banyak menggunakan bahan pengawet, serta hindari mengkonsumsi buah nanas, nangka, durian, dan belimbing sayur karena buah tersebut mengandung zat yang dapat menyebabkan gangguan pada lambung dan hati.
  3. Jangan mengkonsumsi minuman beralkohol karena dapat merusak sel-sel hati, menyebabkan pembengkakan atau jaringan parut dan menjadi sirosis dan dapat menyebabkan kematian.
  4. Mengkonsumsi makanan rendah lemak, kaya akan serat yakni sayuran dan buah-buhan, berolahraga secara teratur untuk menurunkan kelebihan berat badan.
  5. Jangan merokok, mengkonsumsi narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya karena bahan kimia serta bahan aditif pada rokok mengandung racun berbahaya yang bisa merusak dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati
  6. Biasakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun khusus pembersih tangan (hand soap) agar bakteri yang bersarang pada kulit tangan mati, menghindari tempat-tempat kotor untuk mencegah penyakit hepatitis A (meskipun penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya) yang biasanya ditularkan melalui air atau makanan terkontaminasi dengan bakteri yang umumnya terdapat pada kotoran.
  7. Jangan berbagi/meminjamkan barang milik pribadi anda seperti sikat gigi, pisau cukur, sisir rambut, dsb untuk mengantisipasi penularan penyakit Hepatitis B dan C yang bisa ditularkan melalui darah dan cairan tubuh seseorang yang menderita penyakit ini. Penyakit Hepatitis B dan C ini bila tidak segera diobati, dapat menyebabkan sirosis, kanker hati, dan gagal hati.
  8. Memberikan vaksinasi Hepatitis A dan B yang dianjurkan untuk semua orang dewasa. Vaksin hepatitis A diberikan sebanyak 3 kali. Suntikan 1 dan ke-2 dalam interval 6 bulan, dan suntikan ke-3 dilakukan 1 tahun setelah suntikan kedua. Sementara vaksin hepatitis B sangat dianjurkan terutama bagi mereka yang memeiliki risiko tertular tinggi, seperti tenaga kesehatan (medis), pengguna narkoba yang sering menggunakan jarum suntik bersama, orang dengan kebiasaan hubungan seks bebas (berganti-ganti pasangan), mengalami gangguan imunitas, pasien dengan gangguan hati kronik, dan pasien dengan gangguan ginjal kronik maupun yang sedang hemodialisis. Vaksin hepatitis B diberikan sebanyak 3 dosis. Suntikan 1 dan ke-2 berselang 1 bulan, sementara suntikan ke-3 diberikan 6 bulan berikutnya setelah suntikan ke-2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dear Abang/Neng yang cakep dan baik hati.... Jika ingin meninggalkan komentar, jangan lupa mengisi ID-nya.... Btw, dengan segala kerendahan hati, kalo tidak keberatan tolong di share (berbagi) artikel yang ada di blog mas BW via facebook, twitter, google+, dsb, kepada keluarga, kerabat, sahabat, teman, dll siapa tau infonya bisa bermanfaat buat orang lain, hitung-hitung sebagai amal jariyah..Terima kasih, sudah berkunjung ke blog Mas BW... salam hangat : Bambang Warsita